![]() |
| Toraya Ma'Kombongan di gelar di gedung tammuanmali makale |
MAKALE, TANA TORAJA – Pemerintah Kabupaten Tana Toraja melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar kegiatan Toraya Ma’kombongan atau musyawarah besar masyarakat adat, yang dimulai pada Selasa (16/12/2025) di Gedung Tammuanmali, Kota Makale. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari (16-18 Desember 2025) dihadiri oleh berbagai tokoh penting dan perwakilan masyarakat adat dari Tana Toraja dan Toraja Utara.
Dalam sambutannya, Bupati Tana Toraja dr. Zadrak Tombeq menyatakan bahwa Toraya Ma’kombongan bukan sekadar forum musyawarah, melainkan wadah strategis untuk menyatukan pandangan dalam menghadapi tantangan zaman. “Sesuai semboyan ‘misa’ kada dipotu, pantan kada pomate’ (bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh), kita harus menjaga persatuan dan melestarikan nilai-nilai adat yang menjadi identitas kita,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menangani persoalan yang menimbulkan pro-kontra di masyarakat, seperti eksekusi rumah adat yang belakangan ini terjadi. “Harapannya, melalui Ma’kombongan ini bisa menghasilkan keputusan yang berbenefit bagi semua sang Torayaan, serta membangun kesepahaman antara masyarakat adat dan pemerintah untuk pembangunan yang berakar pada kearifan lokal,” tambahnya.
Kegiatan yang mengusung tema “Untan nun mana’ keangga’, um pana’ ta’ kameloan dan um bangun tondok Toraya tanam mui Indonesia menta’ bi bula’an 2045” (mari bersatu dan bekerja sama membangun Tana Toraja menuju Indonesia Emas 2045) dihadiri oleh berbagai tokoh, antara lain Mantan Bupati Tana Toraja Teofilus Allorerung, Mantan Ketua DPRD Walem Sambolangi, Anggota DPR RI Frederik Kalalembang, Ketua BPS Gereja Toraja, pimpinan OPD, tokoh agama, tokoh adat dari berbagai kecamatan, dan perwakilan organisasi di Kabupaten Tana Toraja. Juga hadir Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Fraksi Gerindra Firmina Tallu Lembang yang memberikan apresiasi dan mendukung terwujudnya Peraturan Daerah (Perda) Perlindungan Masyarakat Adat untuk melindungi nilai-nilai adat istiadat Toraja.
Pembukaan kegiatan ditandai dengan pembukaan gendang oleh Bupati Zadrak Tombeq yang didampingi oleh Bupati Mamasa, mantan bupati, dan Forkopimda. Selama 3 hari ke depan, 32 perwakilan masyarakat adat akan berdiskusi tentang berbagai masalah yang menyangkut kehidupan masyarakat adat dan pembangunan daerah.



.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)